Kau kemanakan selimut tebalmu?
Dulu, ia tak pernah membiarkan jiwaku yang rapuh ini kedinginan
Helaian benangnya memelukku hangat
Hingga harapan yang dingin memilih pergi meninggalkan mimpi
Kau sembunyikan di mana bantal kesayanganku?
Yang orang-orang awam menyebutnya bahu
Kepalaku kini hanya terganjal bebatuan terka
Sama sekali tak nyaman kugunakan setelah seharian menyelesaikan pekerjaan
Mataku sudah sedari tadi memejam
Aku belum tidur
Kenangan mendepakku ke masa lalu
Di mana jemarimu yang merah menyisir rambutku; lelap di pangkuanmu
Ilusi datang tanpa permisi; tak dapat kuhindari
Menari di atas kebahagiaan yang hanya ada pada cerita-cerita masa depanmu
Aku tak ingin tenggelam pada lautan khayal
Sayangnya, kau tak mengajariku berenang menyelamatkan diri
Sekali lagi kutanyakan padamu
Maukah kau memukul wajahku
tanpa menyakitiku?
Sampai aku lelap seperti dulu.
0 komentar: