Sabtu, 21 November 2020

KEHUJANAN



Matamu mengendanai sudut ruangan
Tawa-tawa riang
Tak ubahnya sebuah tirai
Mengkafani sulaman luka
Yang terkorek pisau renjana

Deru hujan memekak
Menyambar rumbu sang malam
Di sela temaram lampu kota
Kala beku mu
Melumpuhkan ku

Pada genangan di tepian jalan
Lekuk senyummu membayang
Mengaburkan pandang
Saat gerimis itu
Menuju deras di sudut mataku

Serana perihnya tumbuh
Di retakan aspal tengah jalan
Ia pandangi perlahan
Dan pada saat bersamaan
Dadanya melebam dalam

Angin malam berhembus
Membelai rambut ikal 
Seorang lelaki dengan jiwa bocah
Yang belajar dewasa
Untuknya,

Untukmu.

Arsyad NA
Previous Post
Next Post

Silahkan menulis di blog ini semau anda, yang penting punya hasrat untuk menulis

0 komentar: