Ibu.
Coba, gantikan sebentar saja kedudukannya.
Pikirnya melintangluas, sayup ditelan asap ganas.
Mata yang berhiasan, tuntas tercemar akan derasnya darah.
Pundak nan gagah, tak mampu menopang amanah Tuhan.
Tangan yang sehalus sutra, kusut ditarik kepercayaan yang telah diulur.
Dan kaki perihal surga, ternoda penuh nanah bagai luka tanpa obat.
Mulutmu harimaumu, kini berubah mulutmu mutiaraku.
.
Bagaimana? Aku yaqin, hanyalah sambat memelas minta maaf sebesar-besarnya.
0 komentar: