Sabtu, 26 September 2020

Kias, Tatap, Ternyata

 


_Kias_


Kasih, 

Aku mengirim-Mu sebuah senyum, 

Maaf aku tidak berpesan. 

Dari kesunyian kata, 

Hanya sanggup memohon kias kuas melukis 

Pada ruas-ruas jiwa yang terkikis 

Sebagai bentuk takrim 

Kepada kesempurnaan yang maha Rahim. 



_Tatap_


Setelah berkali-kali jatuh melawan kemustahilan ; 


Akhirnya kita bersepakat berbagi peran. 

Aku yang menetap sebagai kasih 

Engkau yang menatapku sebagai kisah.

Ketika senja bercerita nyaris padam, 

Aku menunggu,

kilat kilauan gelap dari matamu. 


Sampai terbenamnya kau, 

Aku hanya bayang-bayang yang terguncang menatapmu.


Pada belantara matamu

Selamanya aku ingin tersesat.



_Ternyata;

Kita hanya sepenggal kata yang tanggal, dan memaksa tinggal


Kita adalah sajak sempit,

Tanpa sengaja pamit.


Kita sebatas cerita yang tak mau usai,

Namun harus selesai.


By : nulisondes

Previous Post
Next Post

Silahkan menulis di blog ini semau anda, yang penting punya hasrat untuk menulis

0 komentar: